1/24/18

Bukan Selamat


Tidak lagi berusaha menebak apa yang orang lain pikirkan, setengah mati saya mendebat diri sendiri tentang benar tidaknya tindakan saya barusan.

Terkadang rasanya masih sulit bagi saya memahami mengapa pejabat negara rela saling siku hingga bertaruh nyawa demi menempati posisi tertinggi. Selain tunjangan dan gaji, sebenarnya apa lagi yang dicari? Apakah mengejar eksistensi? Nampaknya yakin sekali akan mampu bertahan hingga lain hari, padahal sewaktu-waktu kita bisa saja pergi, dan tidak ada lagi yang tersisa dari diri.

Atau, apakah cita-cita mereka untuk membahagiakan sebanyak-banyaknya manusia memang sebesar ini? Apakah dalam hati setiap pemimpin benar ada maksud untuk mencoba menanamkan nilai-nilai kebaikan yang dipercayai? Atau malah alasan untuk memimpin itu justru timbul dari rasa muak atas sistem kepemimpinan bobrok yang dibiarkan ribuan hari?

Apa pun itu bagi saya bukan masalah besar yang perlu diperdebatkan. Tanpa berkoar terlalu banyak, biarkanlah niat dan maksud setiap pemimpin dirasakan kehadirannya dalam keseharian. Jika memang sejak mula diarahkan untuk bermuara pada kebajikan, maka setiap proses dan keputusan yang diambil adalah semata-mata untuk kebajikan yang direncanakan.

Tidak lagi mengira-ngira senyum yang tersungging di bibir mereka menyiratkan bangga atau kecewa, saya berusaha membesarkan hati dengan kepingan kepercayaan diri yang tersisa. 

Namun di atas segalanya, bagian terberat dari setiap proses kehidupan dan kepemimpinan, adalah menjaga kepercayaan.

Tidak ada cara terbaik untuk menyakiti, namun berkhianat bisa menjadi yang terburuk dan menyisa sakit hati. Kita tidak bisa memenangkan bahagia bagi semua orang, tetapi berbohong bukan jalan yang pantas untuk menyamakan angka jadi seri. Terlebih, ketika kesemuanya dilakukan kepada diri sendiri.

Jabat tangan, satu-dua peluk, jadi selebrasi sederhana. Entah merayakan jadwal yang padat selama satu tahun ke depan, atau justru perayaan bagi mereka karena tidak perlu terikat dengan segala aturan dan tuntutan untuk menjadi menjadi representatif yang ideal. Bagi saya, tidak perlu banyak ucapan selamat, hanya butuh doa dan keyakinan untuk memantapkan niat kuat-kuat.

2 comments:

  1. I will always support and of course my prayers also follow your leadership as director of alsa lc Unhas. You are the best director of Alsa Lc Unhas. Aamiin ��

    ReplyDelete
  2. I know you can do it as well as you did the similar thing begore. Bismillahirrahmanirrahim, Qiv, Allah will lead you to be a good leader for your organization. Semangat!

    ReplyDelete