12/29/14

Talk to Strangers!

Selamat malam, kawan. Lama tak bersua. Izinkan saya berbagi sedikit pengalaman yang mungkin tidak cukup penting bagi kalian, tapi merupakan salah satu kisah istimewa milik saya.

Liburan kali ini saya habiskan dengan mojok di kamar sambil meluk guling. Dan ngutak-atik henpon. Dan telponan sama pacar. Dan nyemil berbagai makanan yang berada dalam jarak pandang mata saya yang tidak menggunakan kacamata (karena, lagi-lagi, kacamata saya rusak). Suatu hari, saking bosannya dengan suasana liburan yang tidak cukup menyenangkan ini, tanpa sadar tangan saya tergerak untuk mengutak-atik laptop dan meluncur ke situs Omegle.

Saya memulai obrolan dengan berbagai macam manusia di luar sana yang entah bagaimana wujud nyatanya. Ada yang ngomongnya gak jelas, sok asik, jayus, pun benar-benar menyenangkan. Seperti (yang ngakunya) mahasiswa kedokteran itu.

Omegle mempertemukan kami dalam minat yang sama (yang saya ketik sembarangan) yaitu musik. Obrolan mengenai musik kemudian mengalir ke film favorit, olahraga, buku, kehidupan, ambisi, dan masa depan. Saya sempat nulis, "Ngewujudin mimpi itu susahnya selangit!" Dia tertawa (di luar sana ngakak beneran atau cuma di kolom chat, entahlah).

"Hard? How do you think I got entry into medical school? I studied when all my friends were partying. Now I'll party my whole life! Won't be possible for them all," tulisnya.

Entah dia benar-benar mahasiswa kedokteran atau bukan, saya tidak peduli. Seseorang pernah berkata, jangan melihat siapa yang berbicara, tapi dengarlah apa yang ia bicarakan. Dan, ya, dia benar. Memikirkan bagaimana seseorang bersusah payah demi mewujudkan keinginannya, mereka pantas diacungi jempol. Dan semua orang bisa melakukannya, hanya perkara mau atau tidak.

Dia lelaki yang (katanya) memiliki minat yang besar dalam bermusik. Maka, katanya lagi, tidak perlu melupakan kegemaran saat menghadapi tuntutan hidup. Dia berusaha mewujudkan keinginannya menciptakan sebuah lagu di tengah kesibukan sebagai mahasiswa kedokteran. "Saya percaya kamu pun bisa menuliskan kisah hebat saat menjalani kehidupanmu di bangku kuliah, tentu karena pengetahuan dan pengalamanmu sudah lebih banyak," komentarnya saat saya lagi-lagi mengutarakan ketakutan jika tak bisa mewujudkan salah satu impian terbesar saya. Dia menambahkan, "It's just your mind that limits you. Skip your mind and brain will follow you."

Percakapan kami yang berlangsung cukup lama membuat saya berpikir tentang banyak hal. Sebut saya aneh karena percaya saja dengan apa yang orang asing katakan. Tapi semua pendapatnya dapat diterima oleh akal sehat. Tentang bagaimana kita perlu mengusahakan yang terbaik dari diri kita untuk mendapatkan hasil maksimal dari apa yang kita inginkan, atau bahwa di dunia ini hukum alam 'best of the best' benar-benar berlaku. "Only best are chosen, not all are successful," he said.

Kami mengakhiri percakapan dengan ucapan terima kasih kepada satu sama lain. Terima kasih karena sudah menjadi orang asing yang menyenangkan. Terima kasih telah menyempatkan diri untuk berbagi kisah dan pengalaman. Terima kasih atas kalimat-kalimat motivasi yang kami bagi.

Kepada kamu,
Pak Dokter yang kutemukan di Omegle.
Selamat mewujudkan mimpi.

Saya akan segera menyusul menjadi pejuang impian sepertimu.

No comments:

Post a Comment