Patahnya hatimu sementara. Sesak di dadamu tidak akan lama.
Saya yakin rasa sedih diciptakan mendalam agar kita paham kepada siapa harus berpegang, sampai tiba hari saat ia hilang seluruhnya.
Saya, hati saya, hampir patah.
Sebelumnya hancur lebur. Butuh waktu agar ia utuh lagi. Kali ini, tidak saya biarkan seperti dulu.
Kamu juga, kan?
No comments:
Post a Comment