Courtesy of Pinterest |
Seharusnya tema ini saya tuliskan kemarin, tapi seharian saya terlalu hanyut dalam pelukan kasur yang hangat, jadilah saya lupa (atau terlalu malas?) melakukan apa-apa yang harus saya lakukan.
Day 12: Write about five blessings in your life.
- My parents.
Dulu, saya sering dibanding-bandingkan dengan seorang sepupu yang sebaya. Saya tidak punya bakat atau sesuatu yang bisa dibanggakan, sedangkan dia adalah seorang penyanyi yang punya jam terbang cukup tinggi. Saya cemburu karena dia selalu mendapat perhatian lebih banyak dari keluarga, selalu dihujani pujian, sedangkan saya dilirik pun tidak. Setiap ada hajatan, sepupu saya selalu jadi guest star. Kadang, saya pun disuruh tampil di depan. Memangnya saya bisa apa? Jadi penari latar? Namun, semua rasa tidak senang itu tidak pernah saya utarakan. Seiring berjalannya waktu, saya mulai tumbuh dan belajar memandang kehidupan dari sisi yang berbeda. Saya mempelajari perasaan yang saya simpan rapat-rapat sejak kecil, dan menyadari bahwa itu sesuatu yang salah. Sepupu saya mencapai karirnya saat ini setelah ayahnya meninggal dunia; bisa dibilang hal ini merupakan pengganti yang diberikan Tuhan agar dia bisa membantu kehidupan keluarganya. Sedangkan saya, sampai beranjak dewasa seperti sekarang saya masih mendapat kasih sayang yang utuh dari kedua orangtua. Saya tidak kekurangan apa pun. Saya yakin, jika diberi kesempatan, sepupu saya pun akan rela menukar karirnya demi merasakan cinta dari ibu dan ayahnya.
Maaf ya, sepupu. Sekarang aku sayang kamu banget, kok. Saya yakin kelak kita bisa membanggakan orangtua dengan cara kita masing-masing.
- Friendship.
Saya berteman dengan banyak orang, tetapi saya yakin tidak semuanya benar-benar mengenal saya. Tidak semuanya sungguh-sungguh ingin tahu tentang saya. Tidak semuanya rela menyempatkan waktu untuk menolong pun berbagi kisah dengan saya. Maka saya sangat bersyukur memiliki mereka (jumlahnya bisa dihitung jari) yang memilih tinggal dan berbagi kabar. Yang saat saya terpuruk, memilih menertawakan dan menyemangati untuk bangkit, bukannya membuang wajah dan meninggalkan. Yang menjadi partner saya menangisi kehidupan kehidupan. Meskipun saat ini saya telah kehilangan seorang lagi, bahkan yang paling mengenal saya, membuat saya bingung kelak jika bertemu orang lain saya harus memulai dari mana kedekatan seperti yang pernah terjalin di antara kami. Tapi harus bisa ya, Qivaaa.
- Talent.
Banyak anak yang sejak kecil sudah diarahkan oleh orangtuanya untuk melakukan apa dan menjadi siapa, contohnya sepupu saya itu. Kalau orangtua saya sendiri tidak melakukannya, karena mereka tidak tahu bakat saya apa dan punya prioritas lain yang harus dilakukan. Namun, karena semakin ke sini saya tergila-gila dengan buku dan kata-kata, dan saya tahu kalau saya sangat suka menulis. Apakah itu bisa dikategorikan sebagai bakat? Harus bisa dong, ya.
Walaupun bakat ini tidak terlalu menonjol, walaupun tulisan saya tidak se-amazing milik orang lain, tetapi saya bersyukur memilikinya dan kesempatan untuk mengasahnya masih terbuka lebar.
- Education.
Kita semua tahu kalau tidak semua orang dapat mencicipi bangku pendidikan. Apalagi di negara kita tercinta ini, untuk sekolah dasar pun rasanya sulit sekali, terlebih jika tiba di universitas. Entah karena biaya yang tidak terjangkau maupun masyarakatnya sendiri yang kurang paham mengenai pentingnya pendidikan dan tidak benar-benar memiliki keinginan untuk belajar.
Lagi-lagi saya harus berterima kasih atas kerja keras orangtua saya yang membuka kesempatan agar saya mendapat pendidikan yang layak hingga saat ini. Meskipun kata jenius sangat jauh dari diri saya, tapi saya bersyukur karena saya selalu haus ilmu. Mudah-mudahan suatu hari semua yang saya dapatkan di bangku pendidikan dapat saya amalkan di jalan-Nya.
- Books.
Mungkin kau menganggapnya aneh, tapi buku membantu saya dalam banyak hal. Saat kenyataan sedang gemesin-gemesinnya, books help me to escape. Buku pula yang banyak memengaruhi cara pandang saya terhadap seseorang, kehidupan, cara menyayangi, cara menghargai. Books take me somewhere I've never been, and I'll go back to reality as a better me.
No comments:
Post a Comment