12/23/15

Tenggelam dengan Kepala Tertunduk


Setiap tahun, ponsel yang diciptakan manusia semakin canggih saja. Dengan berbagai fitur komunikasi, informasi, serta hiburan yang dianggap menunjang kehidupan, manusia menjadi tak bisa lepas darinya. Namun, alat komunikasi yang bertujuan mendekatkan yang jauh itu justru menjauhkan manusia dari sisi kemanusiaannya sendiri. Menciptakan generasi 'menunduk'; bukan sebagai tanda hormat pada sesama, hanya sekadar menatap layar bisu dan tenggelam dalam kemayaan.

Saat makan, tangan kanan memegang sendok, yang lainnya menggenggam ponsel. Saat bersenda gurau bersama sanak keluarga, hanya duduk di sudut dengan jemari menari di atas layar mini. Saat menemani seorang teman berbelanja dan dia meminta saran, akhirnya hanya sembarang tunjuk karena tidak fokus. Saat reuni dengan teman sekolah, duduk bersama, namun kepala tak kunjung terangkat dan memulai nostalgia.

Menyedihkan, ketika dua orang duduk berhadapan namun tak ada percakapan, karena salah satu atau keduanya sibuk dengan dunia sendiri yang hidup dalam segenggam benda elektronik. Kalaupun akhirnya berbincang, ya ndak nyambung dan hasilnya saling mengabaikan.

Apa yang terjadi dengan generasi kita? Bisakah kita menyempatkan sedikit saja waktu untuk memanusiakan manusia? Saat ayah atau ibu berbicara, simpan ponselmu. Saat teman bercerita, simpan ponselmu. Saat tamu berkunjung, simpan ponselmu. Bahkan saat seseorang hanya meminta untuk ditemani duduk diam bersama, simpan ponselmu. Pun saat siulan burung saling bersahut, saat angin sepoi-sepoi menyapu tengkuk, simpan ponselmu. Perhatikan dunia dengan seksama, sebab nikmat-Nya ada di sana.

Mungkin kau perlu mencoba sehari tanpa ponsel. Bangun dan hirup udara yang belum bercampur dengan polusi, tanpa menoleh kiri-kanan untuk mencari ponsel. Merasakan hangatnya matahari pagi, tanpa merasa perlu memotret dan mengunggahnya ke media sosial. Berbagi pengalaman dengan keluarga yang diselingi tawa, tanpa perlu khawatir notifikasi apa yang hadir hari ini.

Hidupkan kehidupanmu. Manusiakanlah manusia.
"Hidup dalam kematian adalah keniscayaan, tetapi mati dalam kehidupan adalah pilihan."
- Lupa baca di mana.

No comments:

Post a Comment