8/30/20

Lantai Lima


Kolam renang ramai dengan histeria anak perempuan yang kacamatanya dihanyut air. Ayah ibu mengajak bicara bayi dalam kereta yang sejak tadi merengek. Di belakang, kakek dan pemuda berusaha mendahului langkah dan napas masing-masing.

Aku sedang tidak ingin bergabung. Isi kepalaku porak-parik oleh dokumen dan tagihan dan kabarmu yang belum juga tiba.

Di kursi oranye aku rebahkan kepala. Membiarkan kecemasan dibawa pergi angin lantai lima.

Siapa tahu ia mengetuk pintumu malam ini.

No comments:

Post a Comment