4/27/17

Pesan-Pesan


Pukul sembilan malam.

Faye melirik ke samping. Syukurlah, pandangan Adrian lurus menatap layar bioskop. Perlahan Faye mengangkat kepalanya yang sedari tadi bersandar pada bahu kiri Adrian, merogoh wristlet hitam yang selalu dibawanya ke mana-mana. Mengintip ponsel, tidak ada pesan baru. Padahal sudah dibayangkannya pesan-pesan belum terbaca yang dikirimkan Edwin. Biasanya ada saja pesan yang dikirim Edwin saat Faye meminta waktu sendirian, semoga kali ini pekerjaan membuat Edwin lupa. Setelah memastikan Adrian masih sibuk dengan layar di hadapannya, Faye menuliskan pesan singkat:

Ed, I miss you. Maaf ya, sekarang aku lagi rapat. Editor sinting, seenaknya nentuin deadline. See you soon, Sayang.

Terkirim. Dikembalikannya ponsel hati-hati agar tidak menarik perhatian Adrian.

...

Pukul satu malam.

Edwin membuka pintu di sisi kiri mobil. Uluran tangannya disambut Gea dengan senyum malu-malu. Satu lagi wanita yang berhasil tunduk oleh pesona Edwin. Setelah memastikan gadis itu masuk ke rumah tanpa kekurangan sesuatu apa pun, Edwin kembali ke mobil. Ponselnya mati, sengaja agar agendanya malam ini tak terganggu panggilan yang mungkin merusak acaranya. Syukurlah Faye ada rapat redaksi malam ini jadi dia tak perlu menambah kebohongan yang sering dikatakannya pada gadis itu.

Satu pesan dari Faye, sigap dibalasnya.

Kamu jangan kecapean, Sayang. Tadi hp aku mati, kehabisan baterai. Cepat pulang ya, aku kangen.

No comments:

Post a Comment