![]() |
Courtesy of Joojooazad |
Saya baru saja selesai ngubek timeline Instagram dan nemu foto Kak Fadhil dengan calon istrinya. Besok, sih, insyaAllah sudah resmi jadi istri beneran. Selamat ya, Kak! Doakan saya untuk segera menyusul sukses dan bahagianya.
Buat yang belum tahu, beliau adalah salah satu pelatih saya saat jaman persiapan NMCC dulu. Saya pernah mengutip sedikit petuahnya di postingan NMCC Bulaksumur 3 | Part 2. Di tengah-tengah latihan, biasanya Kak Fadhil akan menyempatkan ngobrol membahas hal-hal di luar perlombaan. Suatu kali Kak Fadhil mendadak ingat belum menghubungi calon istrinya. "Tunggu bentar, ya. Saya laporan sama Ibu Negara dulu."
Kami setim hanya tertawa menanggapi. "Jangan biarkan kesibukan menghalangi kita berkomunikasi dengan orang yang kita sayang," sambung beliau. Kami menatapnya, menunggu telpon tersambung.
"Assalamualaikum, bidadari surgaku."
Kami termangu. Kawan saya yang lelaki menyimak, mungkin mereka sedang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dengan pasangan mereka kelak, sedangkan kami yang perempuan tersenyum kecil merasa tersanjung (padahal bukan kami yang diperlakukan seperti itu, ya).
"Kenapa bidadari surga, kak?" tanya salah seorang dari kami setelah sambungan berakhir. Mungkin orang itu saya, entahlah saya lupa.
Kak Fadhil tersenyum. Mengamini jawaban yang akan membuat perempuan-perempuan fakir kasih sayang ini bermimpi diperlakukan serupa. "Menjadi bidadari surga saya, itu doa saya untuk dia, Semoga kami tidak hanya bersama saat ini, tetapi bisa sampai ke kehidupan selanjutnya."
Kamu tidak berencana menjadikan saya bidadari surgamu juga?
No comments:
Post a Comment