1/6/16

30 Days Writing Challenge | 2: What They Say About Me

Courtesy of Playbuzz

Halo!

Ini hari kedua dari 30 Days Writing Challenge, yang akan mengangkat tema pandangan orang lain terhadap diri saya yang tidak terlupakan. Sebenarnya semua tidak terlupakan, sih, ya, karena masing-masing pendapat mereka mempengaruhi perkembangan diri saya hingga sekarang. Tapi kali ini saya akan menuliskan beberapa saja.

Day 2: Write something that someone told you about yourself that you never forgot.

  • Kurang gereget.
"Kamu cantik, pintar, dan sopan. Ibu yakin remaja seperti kamu punya kans yang besar untuk sukses, tapi sayangnya kamu kurang terbuka terhadap orang lain dan tidak percaya diri. Jangan terlalu sabar! Ayo, dong, kasih gereget sedikit biar orang-orang tahu kalau Qiva itu exist, lho."
- Ma'am Salma, 2012.
Kalimat yang kemudian, saat masuk SMA, mengubah diri saya 180 derajat. Saya membangun rasa percaya diri dengan sedikit memoles penampilan yang rada culun saat SMP, mengisi kepala dengan ilmu sebanyak mungkin, kembali bergabung dalam kegiatan sekolah dan segera mengembangkan soft skill dengan menyerap pengetahuan yang berhamburan di sekeliling saya. Sebab saya paham betul, penampilan tidak akan ada artinya jika tidak ada yang bisa diandalkan dari otak dan kepribadian saya.
Saya mulai membuka diri, membiarkan siapa saja masuk dan mewarnai hari-hari saya. Lebih banyak berkisah, lebih banyak tertawa, tidak lagi menyudut dengan sebuah buku di tangan.

  • Bikin patah hati.
"Tulisanmu bikin patah hati, Qiv!"
- Sebut saja Mawar
Salah satu postingan saya dalam blog ini, Kakak-adik-kelas-zone, sukses menginspirasi Mawar menyatakan isi hatinya kepada sang senior. Beberapa hari kemudian dia menghampiri saya sambil tersedu-sedu. Usut punya usut, ternyata si senior pujaan tidak menerima isi hatinya dan ia merasa malu. Saya menepuk-nepuk ringan bahu Mawar dan memberi kata-kata penyemangat seraya mengulum senyum, ternyata tulisan saya dapat memengaruhi kehidupan beberapa orang. Seperti kata Mas Aih, "Menulislah selagi bisa. Kau tak pernah tahu bahwa ada yang diam-diam tersenyum, merenung, terinspirasi acapkali membaca setiap tulisanmu."

  • Mualaf.
"Kamu non-muslim, ya?" tanya seorang teman sebelum saya berjilbab.
Saya berjilbab, kemudian teman yang lain memastikan, "Kamu mualaf, kan?"
Rasanya pengin nangis aja.

No comments:

Post a Comment