Yang pesan singkatnya, setiap pagi, pertama kali menyambangi notifikasiku. Isinya sederhana saja, "Selamat pagi! Jangan lupa sarapan, ya," tetapi mampu menerbitkan senyum simpul di bibirku. Adalah menyenangkan saat mendapati seseorang peduli terhadap diri kita.
Dia akan dengan senang hati mengirimkan video berisi dirinya yang sedang bercerita. Atau mengirimkan voice notes; dia yang bernyanyi dengan suara pas-pasan, atau rekaman petikan gitar yang khusus dimainkan untukku, atau instrumen yang memanjakan telinga atau menyayat hati.
Berbagi kisah dengannya cukup menyenangkan, walaupun ia tak cukup bawel untuk mengimbangi kecepatanku bercerita. Dia terlalu pemalu untuk mengomentari perkataanku dengan kalimat slengean. Dia terlalu jaim untuk menertawakan kebodohanku.
Dia yang selalu membuatku tersenyum, menghiburku di kala duka. Menemaniku begadang semalaman. Kadang-kadang aku malah ketiduran. Kalau sudah begitu, paginya (setelah ketiduran) aku akan menemukan pesan singkat di kolom inbox, "Selamat istirahat, ya. Mimpi indah!" dan lagi-lagi ucapan selamat pagi.
Hatiku sedikit menghangat usai membacanya.
Dia lelaki yang nyaris sempurna. Tampan, cerdas, dan penuh cinta. Dan aku menduduki kerajaan hatinya. Tidak sedikit, tidak sebagian, tetapi seluruhnya.
Seharusnya aku bahagia. Seharusnya. Tetapi, aku tidak tahu apakah dia akan tetap melakukannya jika tahu bahwa sampai sekarang pun, aku masih berharap bahwa seandainya saja bukan dia yang melakukan semua itu, tetapi kamu.
Ya, mengapa bukan kamu saja?
No comments:
Post a Comment