Selamat malam. Selamat bertemu lagi dengan saya yang sudah pasti kalian rindukan sampai hampir mati gegara mantengin postingan di blog ini tak kunjung bertambah. Hehehe.
Ah, tak terasa bulan April akan tiba sebentar lagi. Ujian Nasional semakin dekat. Berbagai rencana perayaan kelulusan telah disiapkan. Siswa-siswi kelas IX dan XII antara sabar-tak sabar menjalani berbagai proses; meninggalkan yang lalu, melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Cemas memikirkan apakah akan menjadi sosok lebih baik di tempat yang baru kelak; apakah akan menemukan sahabat baru; apakah tetap terjaga hubungannya dengan kawan lama; dan berbagai pertanyaan yang baru akan ditemukan jawabannya setelah melalui tahap-tahap kehidupan yang ruwet.
Namun, selalu ada yang lebih resah menyambut semua yang saya tuliskan di atas. Selalu ada yang jauh lebih gelisah menanti Ujian Nasional dan berbagai proses perpisahan. Selalu ada yang lebih cemas memikirkan apakah namanya akan tetap bersarang dalam ingatan seseorang setelah bertemu dengan orang-orang baru; apakah kehidupannya kelak akan baik-baik saja; apakah kebahagiaan akan menyambutnya dengan segera; dan berbagai pertanyaan yang menyesaki isi kepala orang-orang ini.
Mereka menyebut diri mereka 'junior'. Junior penggemar senior, tepatnya.
Saya yakin, salah satu dari kalian sedang--atau pernah--menaruh hati pada kakak kelas di sekolah. Dan saat ini kaulah yang hatinya tengah gundah sebab akan segera berpisah dengan sosok pujaan. Namun, seenggan apa pun untuk melepaskan, kau tak bisa berbuat apa-apa. Memangnya mau apa? Mencegahnya lulus? Bukankah itu berarti kau menghambat ia mewujudkan impian?
Hahaha.
Tenang, saya tidak sedang menertawakanmu. Saya menertawakan cara kehidupan yang lihai membolak-balik isi hati kita. Dalam satu masa kau dipertemukan dengan seseorang yang kaurasa pantas menduduki takhta kerajaan hati; dan pada masa yang lain, semesta malah berkonspirasi mencipta jarak antara kau dan dia. Membuat hatimu yang dahulu ditumbuhi bunga kini berisi duri yang menusuk dalam-dalam. Ingin memusnahkan jarak, tetapi tak tahu-menahu tentang caranya.
Hal seperti itu memang bisa menimpa siapa pun. Tetapi di saat-saat seperti ini, yang diserang terus-menerus adalah sekelompok adik kelas penggemar kakak kelas.
Menurut hasil survei atas pengalaman diri sendiri, akan ada banyak sekali kebiasaan kecil yang terhenti setelah kelulusan senior yang dipuja. Tak ada lagi yang datang ke sekolah lebih pagi demi menunggu kedatangan si kakak--dengan pacarnya. Tak ada lagi tatapan-tatapan cemas memandangi parkiran motor hanya untuk melihat motornya dan memastikan kehadirannya. Tak ada lagi alasan untuk mondar-mandir di koridor kelas XII. Tak ada lagi rasa takut bercampur penasaran saat masuk ke kantin kelas XII hanya untuk melihat sosoknya.
Wahai, adik-adik kelas yang malang. Sadarlah, waktu yang tersisa hanya sedikit, bukankah sebaiknya kau mulai menunjukkan apa yang selama ini kau pendam? Bukankah ini waktu yang tepat untuk membiarkan dia tahu tentang dirimu? Karena, hei, dia sudah hampir lulus dan kau menyapa "Hai" saja tidak berani? Mau jadi apa rindu-rindu yang selama ini kau sembunyikan itu? Mau kau biarkan berkarat?
Jangan. Jangan pernah bertindak bodoh untuk terus memendam cinta sekian lama. Ungkapkan segera. Jika malu menggunakan kalimat "Aku sayang kakak" yang juga membuat saya ingin muntah itu, sekadar memberanikan diri menyapa pun sudah cukup. Jangan memaksa diri untuk merasa nyaman di tengah perih menyembunyikan rasa.
Pergilah. Biarkan dia mengenalmu. Tunjukkan bahwa kau ada.
Aku juga perlu menunjukkan bahwa aku ada.
No comments:
Post a Comment