2/13/14

Can You Cure the Heartache?

Pernah nggak sih, di tengah perbincangan sama temen-temen lo yang seru, suddenly, gak ada angin gak ada petir, jengjeng! Lo ngerasa terasing. Kesepian. Your heart's aching. Lo memaksakan diri untuk tersenyum. It came out... fake. Empty. But, you kept on smiling, and your heart hurts you even more.

Gue pernah. Err, sering. Hehehe. Tapi, gue gak akan ngerusak aura hepi temen-temen gue and act like a drama queen. Gue akan tetap senyum, berusaha mengusir perasaan gak enak yang menggayuti. Walaupun setelah keriaan berakhir, gue akan meluk guling di kamar, mikir sendiri: why did it hurt so bad? Why can't I forget? Why can't I move forward? Why God created such terrible feeling?

Gue lantas menemukan jawabannya. Untuk menandakan bahwa gue manusia. Gue bukan mesin. Gue bukan komputer. Gue gak punya remot untuk meng-skip bagian sakit hati atau pengalaman buruk lainnya. Jadi, gue gak pengin ngelewatinnya. Gue belajar menikmati rasa sakit ini. Siapa tau, melalui rasa sakit, gue bisa mendapatkan sesuatu yang berharga? Who knows?

Kita bisa memaafkan, tapi nggak melupakan. Saat seseorang berkata "I've forgotten all the past that hurt me", percaya deh, kecuali lo menderita amnesia permanen, lo gak akan ngelupain rasa sakit itu. So, yeah. Sakit hati memang tidak terlihat, but your eyes will never lie. Waktu bisa menyembuhkannya, atau nggak akan pernah bisa menyembuhkannya.

Pertanyaannya, seberapa jauh kita akan pergi untuk mencapai kebahagiaan sejati saat mengetahui akan ada rasa sakit dan kesedihan di depan kita?

No comments:

Post a Comment